Penulis : Zulkarnain
|
Editor : Nurfadillah

TRENNEWS.ID – Hari libur menjadi salah satu momen yang di tunggu-tunggu kedatangannya. Terlebih lagi ketika memasuki liburan akhir tahun yang berlangsung selama satu minggu lebih. Waktu liburan tersebut dapat diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari hal yang produktif hingga bermalas-malasan di rumah.

Namun ketika masa liburan berakhir, sang anak perlu mengembalikan semangatnya untuk kembali ke sekolah seperti sedia kala. Karenanya, perlu ada peran pihak sekitar, seperti orang tua dalam bantu anak dalam membantu anak untuk mengembalikan semangatnya menjelang masuk sekolah usai liburan.

Setelah menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan, ketika masa liburan berakhir maka anak harus mempersiapkan diri untuk menyambut sekolah kembali. Untuk mengembalikan semangat pada anak, peran orang tua masih menjadi hal yang terpenting dalam memberi motivasi.

“Setelah liburan berakhir bisa menjadi pelajaran bagi anak yang perlu dibicarakan bersama. Hal ini menjadi contoh untuk anak selalu mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan apa yang menjadi catatan untuk dilakukan pada liburan selanjutnya,” tutur Enci. Selasa (2/1/2024)

Salah satunya dengan mengajak bersyukur. Kemudian, membicarakan perasaan-perasaan anak yang muncul selama liburan.

“Orang tua perlu menekankan bahwa dengan liburan ini anak akan lebih segar jiwa raganya dan mengungkapkan harapan serta meyakinkan anak kalau bisa melakukan sesuatu, misal yakin akan akan tambah giat belajar,” imbuhnya.

Dalam hal ini setiap anak memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda, termasuk dalam hal menumbuhkan semangat kembali usai liburan. Untuk itu, hal yang perlu dilakukan untuk mengembalikan semangat tersebut juga berbeda tergantung sifat setiap anak. Yang jelas, kegiatan untuk membangun kembali semangat belajar usai libur sekolah itu haruslah menyenangkan.

“Kegiatan apapun yang menyenangkan anak. Sifatnya sangat individual, karena persepsi anak terbentuk dari pengalaman yang ia dapatkan. Hal terpenting adalah tetap ada unsur edukasinya. Kita tidak bisa menyebutkan satu atau dua kegiatan spesifik karena belum tentu cocok untuk semua anak,” pungkasnya.