Metrosultra.id, Bombana – Desa Tangkeno, sebuah tempat yang nyaris terlupakan di peta destinasi wisata, kini merangkul dunia dengan pesona alamnya yang memikat dan kekayaan budayanya yang mendalam. Tersembunyi diujung dunia, desa ini menceritakan kisah perjalanan panjangnya yang hampir sirna dari ingatan banyak orang.
Desa Tangkeno, seakan terlupakan dalam sejarah waktu, mengalami perjalanan panjang menuju pemulihan sebagai destinasi wisata. Dulu, kabut tebal hampir menutupi keindahan alamnya, dan desa ini hampir terlupakan. Namun, upaya masyarakat setempat dan para pemangku kepentingan lokal telah membawa desa ini kembali ke panggung dunia.
Desa Tangkeno menyimpan harta karun sejarah dan budaya yang nyaris hilang. Melalui upaya pelestarian dan dokumentasi, masyarakat setempat berhasil menggali kembali akar budaya mereka. Ritual-ritual kuno, tarian tradisional, dan warisan budaya lainnya menjadi bagian dari daya tarik yang unik di desa ini.
Pelukan alam Desa Tangkeno membuka lembaran baru bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan yang nyaris tertutupi kabut waktu. Pemandangan alam yang menakjubkan, sungai yang jernih, dan hutan lebat menjadi saksi bisu dari keberlanjutan desa ini.
Desa Tangkeno bukan hanya tentang keindahan alam dan warisan budaya, tetapi juga tentang keajaiban hidup masyarakatnya. Kembali ke pola hidup sederhana, berdampingan dengan alam, dan menjalani tradisi turun-temurun adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Pemulihan Desa Tangkeno tidak hanya bergantung pada masyarakat setempat. Keterlibatan wisatawan yang menghargai dan menjaga keberlanjutan lingkungan menjadi kunci keberhasilan. Program ekowisata dan partisipasi aktif dari pengunjung membantu mendukung upaya pelestarian desa ini.
Mengunjungi Desa Tangkeno bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan rohaniah. Wisatawan dapat menyelami kearifan lokal, belajar dari tradisi, dan memahami filosofi hidup masyarakat setempat yang nyaris terlupakan.
Desa Tangkeno, yang nyaris terlupakan, kini bangkit kembali dengan menggali kembali identitasnya. Melalui upaya bersama masyarakat dan pihak terkait, desa ini tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga contoh keberhasilan dalam pelestarian budaya dan alam.